
Kesenian daerah Jawa Barat sudah dikenal di berbagai daerah, baik lokal maupun nasional. Bahkan ketenaran itu mencapai dunia.
Keanekaragaman seni dan budaya yang ada di daerah memiliki keunikan tersendiri. Eksklusivitas ini menjadi daya tarik bagi warga yang berdomisili di luar Jawa Barat maupun wisatawan mancanegara.
Kita tahu bahwa Bandung adalah ibu kota Jawa Barat yang selama ini menjadi pusat industri, pendidikan, dan gaya hidup. Bandung adalah kota yang dinamis dan dinamis.
Untuk mengetahui lebih banyak tentang Bandung, Anda dapat menjadwalkan kunjungan dan kabar baiknya adalah kami telah menyediakan Anda informasi sewa mobil di Bandung.
Kesenian daerah Jawa Barat sangat penting untuk kita ketahui apa artinya dan dari mana asalnya. mengapa?
Karena seni merupakan warisan sejarah yang pernah ada dan harus dilestarikan atau dilestarikan keberadaannya setiap saat. Dengan analogi dengan materi, seni tidak dapat dibandingkan dengan materi.
Kehadiran seni di suatu daerah tidak bisa diukur dengan apapun.
Anda pasti sudah tahu kesenian daerah lainnya jika pernah membaca artikel tentang kesenian daerah di Jawa Timur, kesenian daerah di Jawa Tengah dan kesenian suku Batak.
Namun jika Anda belum membacanya, maka setelah membaca artikel ini, kami persilahkan Anda untuk membacanya.
Apa Saja Kesenian Daerah Jawa Barat?
Menurut kami, kesenian di Jawa Barat itu banyak. Periksa informasi berikut.
Tari Ketuk Tilu
Keberadaan tari Ketuk Tilu di masyarakat tidak ada kaitannya dengan adat tertentu atau beberapa upacara sakral, tetapi hanya sebagai pertunjukan hiburan dan komunikasi.
Tap Tilu merupakan hiburan yang biasa diadakan pada acara pernikahan, tertutup atau acara hiburan yang diadakan secara khusus di tempat yang cukup besar.
Oleh karena itu, Tari Ketuk Tilu ini banyak digemari oleh masyarakat terutama di daerah pedesaan (Kampong) yang jarang melakukan kegiatan rekreasi.
Tarian jaepong
Tari Jaipongan atau Jaipong sebenarnya merupakan tarian modern karena merupakan modifikasi atau pengembangan dari tari tradisional Sunda, Tap Tilu.
Meski sudah modern, namun tetap diakui masyarakat sebagai tarian tradisional Jawa Barat. Tarian ini dibawakan dengan iringan musik khas yaitu daegong.
Ada banyak alat musik yang saling tumpang tindih, yaitu: Kendang, Go’ong, Saron, Kacapi, dll.
Degung bisa diibaratkan sebagai “orkestra” dalam musik Eropa/Amerika.
Ciri khas dari tarian Jaipong ini adalah musiknya yang menghentak, di mana alat musik Kendang terdengar jelas mengiringi tariannya.
Umumnya tarian ini dibawakan oleh satu orang, berpasangan atau berkelompok. Sebagai tarian yang menarik, Jaipong sering ditampilkan pada acara-acara hiburan, hajatan, atau pernikahan bagi warga Jawa Barat.
Wayang Golek
Sama seperti kesenian Jaipong, pertunjukan Wayang Golek diiringi musik gamelan dan lengkap dengan sinden.
Wayang Golek adalah seni tradisional dari Jawa Barat, yaitu menampilkan lakon wayang kayu yang dibawakan oleh seorang sutradara dan pengisi suara bernama Dalang. Dalang memiliki pengalaman menirukan berbagai suara manusia.
Umumnya Wayang Golek diselenggarakan untuk acara hiburan populer, pernikahan atau acara lainnya.
Waktu pertunjukannya juga unik, yaitu pada malam hari (biasanya sepanjang malam) mulai sekitar pukul 20.00 – 21.00 hingga pukul 04.00 dini hari.
Kisah yang diceritakan berkisar pada perjuangan antara kebaikan dan kejahatan (karakter baik versus karakter buruk).
Ceritanya sangat terinspirasi oleh budaya Hindu dari India, seperti perang Ramayana atau Paratayuda.
Topeng Dansa
Ini adalah tarian Sunda yang dibawakan oleh sekelompok penari pria atau wanita. Dalam tariannya mereka memakai topeng Sunda.
Fungsi dari tarian ini adalah untuk menyambut tamu yang ingin datang, dan sebagai pengisi acara pada acara-acara tertentu. seperti pernikahan, khitanan, dan lain-lain.
Tarian Merak Jawa Barat
Ini adalah tarian tradisional Sunda. Tarian tradisional ini merupakan seni yang menggambarkan seekor burung merak menari dengan gembira.
Tarian ini dibawakan oleh penari Sunda. Umumnya tarian merak ini dibawakan untuk acara pernikahan atau untuk menyambut tamu dari luar daerah yang datang berkunjung ke tanah sunda.
Dalam konteks kekinian, seni tari ini juga sangat cocok ditampilkan untuk menyambut tamu yang datang ke Jawa Barat. Apakah tamu tersebut adalah pejabat, pengusaha, tamu asing dan tamu lainnya.
Properti tari ini sangat unik dan beragam, sangat berbeda dengan kebanyakan tarian lainnya. yang membuat para penonton takjub selain gerakan dari penampilan para penarinya.
Angklung
Kesenian angklung adalah alat seni yang terbuat dari bambu khusus yang ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938.
Awal penggunaan angklung masih terbatas pada kesenian lokal atau tradisional. Namun kini angklung sudah mendunia hingga manca negara.
Dalam beberapa kesempatan, banyak orang asing yang mempelajari alat musik angklung.
Seni Gamelan
Ini adalah bagian dari adat Sunda yang biasanya dimainkan pada perayaan-perayaan masyarakat setempat.
Kesenian gamelan ini digunakan sebagai musik pengiring atau pengantar. Gamelan ini merupakan campuran dari alat musik khas Jawa Barat yaitu kendang, gong, kimbul, saron, bunang, kakapi, suling, biola, dll.
Untuk memainkan gamelan umumnya ada seorang penyanyi yang membawakan lagu-lagu Sunda dengan nada dan irama yang khas. Penyanyinya biasanya seorang wanita bernama Sinden.
Tidak semua orang bisa menyanyikan lagu Sinden hanya karena nada dan iramanya sulit untuk ditiru dan dipelajari.
Gamelan merupakan salah satu kesenian yang sangat populer di Provinsi Jawa Barat, karena musik pengiring gamelan selalu digunakan dalam setiap acara kemeriahan yang masih menganut adat adat.
Rampak Drum
Ini adalah permainan drum bersama menggunakan ritme tertentu dan menggunakan metode tertentu untuk melakukannya.
Pada umumnya dimainkan oleh lebih dari empat orang yang sudah memiliki keahlian khusus dalam bermain drum. Rampak Gendang sering diadakan di pesta atau acara ritual.
Ringkong
Merupakan salah satu kesenian tradisional yang diwarisi oleh nenek moyang masyarakat Sunda.
Muncul sekitar tahun 1964 di Kabupaten Cianjur dan pertama kali diperkenalkan dan diterbitkan oleh H. Sobjan. Bentuk kesenian ini diambil dari tata cara masyarakat Sunda mulai dari menanam padi hingga memanennya.